
Mbeleh Golekan adalah salah satu tradisi unik yang berasal dari
daerah Bojonegoro, Jawa Timur. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap rezeki dan keselamatan, serta menjadi bagian dari adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi dan masih dilestarikan hingga kini. Istilah “mbeleh” dalam bahasa Jawa berarti “menyembelih”, sedangkan “golekan” merujuk pada wayang kayu atau boneka tradisional.
Namun dalam konteks budaya lokal, “Golekan” di sini bukan merujuk pada wayang, melainkan anak laki-laki. Secara harfiah, Mbeleh Golekan berarti ritual penyembelihan hewan sebagai bagian dari perayaan kelahiran atau syukuran untuk anak laki-laki. Tradisi ini kaya dengan nilai spiritual dan sosial, mencerminkan kedekatan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan dalam budaya Jawa.
Makna dan Tujuan Pelaksanaan Mbeleh Golekan
Ungkapan Syukur atas Kelahiran Anak
Salah satu tujuan utama dari tradisi ini adalah merayakan kelahiran anak laki-laki dalam sebuah keluarga. Masyarakat meyakini bahwa anak laki-laki membawa harapan besar untuk keberlanjutan garis keturunan dan sebagai penerus keluarga. Oleh karena itu, tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas karunia tersebut.
Biasanya, acara ini diadakan saat anak laki-laki berusia 7 hari atau 40 hari, tergantung pada keyakinan masing-masing keluarga. Dalam tradisi ini, orang tua akan menyembelih kambing atau sapi, kemudian dagingnya dibagikan kepada tetangganya dan kerabat.
Menjalin Silaturahmi dengan Masyarakat
Selain sebagai ungkapan syukur, Mbeleh Golekan juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial antarwarga. Warga sekitar diundang untuk menghadiri acara, membantu dalam persiapan makanan, dan menikmati hidangan bersama. Dalam suasana kekeluargaan ini, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan sangat terasa, memperkuat ikatan sosial antarindividu dalam masyarakat.
Acara ini sering kali juga diiringi oleh pengajian atau doa bersama, menciptakan atmosfer religius yang mempertegas bahwa tradisi ini memiliki nilai spiritual yang mendalam.
Simbol Perlindungan dan Harapan
Masyarakat juga meyakini bahwa tradisi ini mengandung doa perlindungan untuk anak agar tumbuh sehat, kuat, dan menjadi pribadi yang berguna. Dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan hasilnya, keluarga berharap mendapat berkah dan terhindar dari gangguan roh jahat atau hal-hal buruk lainnya.
Ritual ini juga menjadi sarana harapan orang tua agar anak mereka kelak tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab, membanggakan keluarga, dan dapat menjaga nama baik leluhur.
Pelestarian Tradisi Mbeleh Golekan di Era Modern
Antara Modernitas dan Adat
Meskipun zaman terus berubah, tradisi Mbeleh Golekan masih dijaga oleh masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Di tengah modernitas dan arus globalisasi, upaya untuk melestarikan budaya lokal menjadi penting agar identitas budaya tidak hilang. Banyak generasi muda yang mulai dilibatkan dalam tradisi ini sehingga mereka mengenal dan mencintai akar budayanya.
Peran Pemerintah dan Budayawan
Untuk memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup, pemerintah daerah dan budayawan lokal aktif mengadakan sosialisasi dan festival budaya yang memperkenalkan Mbeleh Golekan kepada masyarakat luas. Dalam beberapa acara budaya, ritual ini juga diperagakan sebagai bagian dari edukasi budaya untuk wisatawan dan generasi muda.