
Holi adalah festival warna yang ceria dan penuh kesenangan,
dirayakan di seluruh India serta oleh komunitas India di seluruh dunia. Juga dikenal sebagai “Festival Cinta” atau “Festival Musim Semi,” Holi menandai datangnya musim semi dan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Acara ini dipenuhi dengan warna-warna cerah, musik, tarian, dan kegembiraan yang tiada henti, yang menarik perhatian jutaan orang setiap tahunnya.
Holi umumnya dirayakan pada bulan Maret, tepatnya pada hari penuh
bulan di bulan Phalguna dalam kalender Hindu, yang sering jatuh pada akhir Februari atau awal Maret. Ini adalah saat yang penuh sukacita, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul, saling menyapa dengan taburan warna, dan merayakan kebersamaan.
Sejarah dan Asal Usul Holi
Asal Usul Festival Holi
Holi memiliki akar yang kuat dalam mitologi Hindu dan telah dirayakan selama ribuan tahun. Salah satu cerita yang paling terkenal yang berkaitan dengan asal-usul festival ini adalah cerita Raja Hiranyakashipu dan putranya, Prahlad. Hiranyakashipu, yang merupakan raja yang sangat kuat dan kejam, menuntut agar semua orang menyembahnya sebagai dewa. Namun, putranya, Prahlad, yang setia kepada Dewa Vishnu, menolak untuk menyembah ayahnya dan terus beribadah kepada Tuhan.
Kemarahan Hiranyakashipu tidak bisa ditahan, dan dia pun
memerintahkan untuk membunuh Prahlad. Istrinya, Holika, yang diberikan kekuatan untuk tidak terbakar, membawa Prahlad ke dalam api. Namun, Holika justru terbakar, sementara Prahlad diselamatkan oleh Dewa Vishnu. Peristiwa ini melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan menjadi dasar perayaan Holi. Hari sebelumnya, yang dikenal dengan nama “Holika Dahan,” adalah saat masyarakat membuat api unggun untuk merayakan kehancuran kejahatan.
Selain itu, ada juga kisah yang menghubungkan Holi dengan cerita
cinta antara Radha dan Krishna. Krishna yang cemburu terhadap kulit Radha yang lebih cerah, melemparkan warna kepada Radha sebagai bentuk permainan dan kasih sayang. Sejak saat itu, penggunaan warna dalam Holi menjadi simbol kebahagiaan dan cinta.
Perkembangan Festival Holi
Seiring berjalannya waktu, Holi tidak hanya menjadi perayaan keagamaan tetapi juga perayaan budaya yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang kasta, agama, atau usia. Festival ini menjadi simbol keharmonisan sosial dan kebersamaan, di mana orang-orang dari berbagai kalangan saling menyapa dengan warna-warni cerah yang melambangkan kebahagiaan dan rasa persaudaraan.
Cara Merayakan Holi
Tahapan dalam Perayaan Holi
Holika Dahan: Perayaan Holi dimulai dengan “Holika Dahan,” yang merupakan malam sebelum festival utama. Pada malam ini, orang-orang membuat api unggun untuk membakar patung Holika, yang melambangkan penghancuran kejahatan dan pembaruan yang datang dengan musim baru. Banyak keluarga mengelilingi api unggun ini untuk berdoa dan merayakan kemenangan kebaikan.
Hari Holi: Puncak dari festival ini adalah hari Holi itu sendiri, di mana
orang-orang merayakan dengan cara yang sangat menyenangkan dan penuh warna. Pada hari ini, orang-orang saling melemparkan bubuk warna-warni ke satu sama lain di jalanan, di taman, dan di rumah-rumah. Tidak ada yang dikecualikan, dari anak-anak hingga orang dewasa, semua terlibat dalam kebahagiaan yang tercipta dari warna-warna cerah yang menutupi setiap orang.
Makanan dan Musik: Selain permainan warna, Holi juga berkaitan dengan beragam hidangan tradisional India yang nikmat, seperti gujiya (sejenis kukis manis), mathri, dan thandai (minuman susu khas Holi, terkadang diberi rasa kacang atau rempah-rempah). Musik dan tarian juga menjadi aspek penting dari perayaan, dengan masyarakat menyanyi dan berdansa mengikuti irama tradisional, sambil merayakan momen bersama keluarga dan teman-teman.
Aturan dalam Perayaan
Meskipun Holi adalah festival yang sarat dengan kegembiraan, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan untuk menjaga kesenangan dan keselamatan. Misalnya, sangat penting untuk menggunakan warna yang aman dan tidak berbahaya bagi kulit atau mata. Umumnya, warna yang dipakai terbuat dari bubuk alami, tetapi beberapa warna sintetis mungkin mengandung bahan kimia yang berbahaya, jadi selalu berhati-hati saat memilih warna.
Selain itu, terdapat panduan tidak resmi mengenai menjaga perasaan
orang lain dan menghormati batasan pribadi. Meskipun saling melempar warna merupakan bagian dari kesenangan, penting untuk menjaga suasana tetap menyenangkan dan tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman.