
Baayun Mulud adalah salah satu tradisi unik masyarakat Banjar yang
dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Istilah “Baayun” berasal dari bahasa Banjar yang berarti “ayun” atau “berayun,” sedangkan “Mulud” mengacu pada perayaan Maulid Nabi. Tradisi ini sangat dipenuhi dengan nuansa religius dan budaya masyarakat Banjar, yang selalu menunjukkan kekayaan budaya Islam yang sarat makna.
Dalam perayaan Baayun Mulud, masyarakat Banjar umumnya
mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya yang melibatkan banyak orang. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk menyatukan masyarakat dalam suasana yang penuh kedamaian, kebersamaan, dan rasa syukur.
Makna dan Tujuan Tradisi Baayun Mulud
Tradisi Baayun Mulud memiliki berbagai makna yang mendalam. Secara religius, perayaan ini merupakan bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan yang telah memberikan petunjuk hidup untuk umat Islam. Selain itu, Baayun Mulud juga mengingatkan masyarakat Banjar akan ajaran-ajaran Nabi yang sarat dengan kasih sayang, kedamaian, dan toleransi antar manusia.
Salah satu tujuan utama dari Baayun Mulud adalah untuk mempererat hubungan sosial antarwarga. Setiap tahun, masyarakat Banjar dari berbagai kelompok berkumpul untuk merayakan momen ini secara bersama-sama. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan keagamaan, tetapi juga membangun rasa persatuan dan kebersamaan dalam komunitas.
Di samping itu, perayaan ini juga mengajarkan masyarakat untuk terus meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Baayun Mulud, seperti zikir bersama, pembacaan shalawat, dan pemberian sedekah, merupakan ungkapan rasa syukur serta usaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Rangkaian Acara dalam Tradisi Baayun Mulud
Perayaan Baayun Mulud umumnya diawali dengan pembacaan Al-Qur’an dan zikir bersama sebagai tanda penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dilakukan di masjid atau surau, dengan dihadiri oleh masyarakat setempat yang ikut berdoa dan berdzikir bersama. Pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW juga menjadi bagian penting dalam perayaan ini, yang bertujuan untuk memperkuat rasa cinta kepada beliau.
Salah satu kegiatan paling khas dalam Baayun Mulud adalah prosesi ayunan atau “baayun” itu sendiri. Dalam tradisi ini, seorang bayi atau anak kecil, biasanya yang baru lahir, akan ditempatkan dalam sebuah ayunan yang didekorasi dengan berbagai macam kain warna-warni. Ayunan ini kemudian digoyangkan oleh para peserta dengan penuh sukacita dan harapan agar anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang baik, saleh, dan berguna bagi umat.
Selain itu, makanan khas Banjar juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi Baayun Mulud. Makanan seperti ketupat, soto Banjar, dan pudding sering disajikan dalam acara ini. Makanan tersebut biasanya dibagikan kepada para tamu dan warga sekitar sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan bersama.
Acara puncak Baayun Mulud adalah pembacaan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan ceramah keagamaan yang bertujuan untuk mengingatkan umat tentang nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Nabi. Para ulama atau tokoh agama setempat biasanya menyampaikan pesan-pesan moral tentang pentingnya meneladani kehidupan Nabi dalam kehidupan sehari-hari.