
Tarian Sumazau adalah salah satu tarian tradisional yang paling
terkenal dari suku Kadazan-Dusun di Sabah, Malaysia. Tarian ini bukan hanya menjadi penanda identitas budaya masyarakat Sabah, tetapi juga merupakan lambang keharmonisan, spiritualitas, serta rasa syukur. Tarian Sumazau biasanya ditampilkan pada saat perayaan besar seperti Pesta Kaamatan (festival panen), upacara adat, pernikahan, dan bahkan dalam ritual keagamaan.
Nama “Sumazau” berasal dari istilah “sumazau” dalam bahasa Dusun
yang berarti “menari dengan gerakan terbang seperti burung”. Tarian ini memang terinspirasi oleh gerakan burung enggang, yang dianggap suci dan menjadi simbol kebijaksanaan dalam budaya Kadazan-Dusun. Dengan pengiring alat musik tradisional seperti gong dan sompoton, Tarian Sumazau menjadi sebuah tarian yang tenang namun sakral.
Makna dan Filosofi Tarian Sumazau
Lambang Keharmonisan dan Rasa Syukur
Tarian Sumazau tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam. Gerakan tangan yang membuka dan menutup menyerupai kepakan sayap burung melambangkan keseimbangan hidup antara manusia dan alam. Selain itu, tarian ini juga dianggap sebagai ungkapan doa dan penghormatan kepada leluhur serta roh-roh penjaga kampung.
Tarian ini sering dipentaskan saat panen berhasil, sebagai wujud syukur kepada Kinorohingan (Tuhan) dalam kepercayaan tradisional suku Kadazan-Dusun. Bagi masyarakat setempat, menari Sumazau merupakan bentuk kebersamaan dan penghormatan kepada alam yang telah memberikan hasil bumi.
Simbol Identitas Budaya
Tarian Sumazau telah menjadi simbol kebudayaan Sabah. Setiap gerakan, busana, dan irama musik dalam tarian ini mewakili identitas etnik yang kuat. Melalui tarian ini, masyarakat Kadazan-Dusun menjaga warisan budaya mereka agar tetap hidup dan dikenal luas oleh generasi muda serta masyarakat global. Tak heran jika Tarian Sumazau sering ditampilkan dalam acara kenegaraan dan promosi pariwisata.
Ciri Khas Tarian Sumazau
Gerakan yang Elegan dan Simbolis
Gerakan dalam Tarian Sumazau sangat sederhana namun penuh makna. Para penari, yang biasanya terdiri dari pasangan pria dan wanita, akan berdiri saling berhadapan lalu mengayunkan tangan secara perlahan ke atas dan ke bawah menyerupai burung yang sedang terbang. Kaki melangkah perlahan mengikuti irama gong yang dipukul berulang dengan ritme yang tenang.
Tarian ini menciptakan suasana damai dan meditatif, sehingga penonton pun ikut merasakan kedamaian yang terpancar dari setiap gerakan. Tidak ada gerakan yang cepat atau eksplosif, karena tujuan utama tarian ini adalah menyampaikan keseimbangan serta ketenangan batin.
Busana Tradisional Penari
Penari Sumazau biasanya mengenakan pakaian tradisional Kadazan-Dusun yang disebut “sinuangga” untuk wanita dan “gaung” atau “sigar” untuk pria. Pakaian ini dihiasi dengan manik-manik, tenunan khas, dan aksesoris berwarna emas atau perak. Para wanita sering memakai hiasan kepala tradisional yang disebut “tangkong”, sedangkan pria mengenakan ikat kepala dari kain songket.
Busana yang digunakan bukan sekadar pelengkap, tetapi juga menjadi bagian dari simbol adat yang menunjukkan status sosial, kepercayaan, serta penghormatan terhadap budaya leluhur.
Peran Tarian Sumazau di Masa Kini
Upaya Pelestarian Budaya
Di tengah gempuran budaya populer dan modernisasi, tarian Sumazau tetap bertahan sebagai simbol penting identitas suku Kadazan-Dusun. Pemerintah negara bagian Sabah dan berbagai organisasi budaya lokal terus berupaya melestarikan tarian ini melalui pendidikan budaya, festival seni, dan pelatihan di sekolah-sekolah.
Banyak generasi muda Sabah yang sekarang mulai mempelajari dan menampilkan Tarian Sumazau dalam berbagai kesempatan. Tidak hanya di desa-desa, tetapi juga di pentas internasional, tarian ini berfungsi sebagai duta budaya yang memperkenalkan keanekaragaman tradisi Malaysia kepada dunia.
Atraksi Wisata Budaya
Tarian Sumazau saat ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang menarik bagi pengunjung lokal maupun asing. Dalam festival seperti Pesta Kaamatan, pengunjung dapat menyaksikan langsung pertunjukan Sumazau serta mempelajari tentang sejarah dan arti di balik setiap gerakannya. Hal ini menjadikan Sumazau sebagai warisan budaya yang terus hidup dan dikenal luas.