
Fase Mural dalam Karir Jackson Pollock
Sebelum Jackson Pollock terkenal karena lukisan tetes dan perannya yang penting dalam gerakan Ekspresionisme Abstrak, ia mencoba melukis mural, yang memberinya kesempatan untuk bereksperimen dengan ukuran, tekstur, dan susunan. Mural-mural ini sangat penting dalam perjalanan seni nya, karena membantu membentuk gaya yang kacau dan energik yang membuatnya terkenal.
Karya mural Pollock tidak hanya tentang membuat sesuatu yang besar; itu juga terkait erat dengan cara dia merespons lingkungan sekitar, pengaruh seni yang dia terima, dan budaya pada masa itu. Mural-mural ini sangat berbeda dari bentuk mural tradisional dan menjadi dasar untuk inovasi Pollock selanjutnya.
“Mural” (1943): Terobosan Pollock dalam Mural
Karya mural Pollock yang paling terkenal adalah “Mural” (1943), yang dibuat untuk Betty Parsons Gallery di New York. Dipesan oleh Peggy Guggenheim, seorang orang penting dalam seni dan kolektor, mural ini menandai perubahan besar dalam perkembangan seni Pollock. Selesai saat dia masih terpengaruh oleh pelukis dinding Meksiko seperti Diego Rivera dan David Siqueiros, karyanya menggabungkan unsur realisme dengan abstraksi.
“Mural” penuh dengan gambar yang energik dan dinamis, menunjukkan sosok dan bentuk yang terlihat bergerak di atas kanvas, menciptakan rasa kehidupan dan aksi. Ukuran besarnya, lebih dari 2,4 meter tinggi dan 6 meter lebar, memungkinkan Pollock untuk mencoba ruang dan komposisi dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di karya yang lebih kecil.
Pada pandangan pertama, mural ini mungkin terlihat kacau, tetapi sebenarnya dirancang dengan hati-hati, dengan bentuk organik dan unsur mitologis yang menunjukkan hubungan dengan sejarah Amerika, alam, dan mitologi. Pollock menggunakan garis berputar, kontras tajam, dan sapuan kuas yang dinamis, yang semuanya akan menjadi ciri khas lukisan tetesnya di kemudian hari.
Pengaruh Muralisme pada Karya Akhir Pollock
Karya mural Pollock sangat mempengaruhi perkembangan dia sebagai seniman di kemudian hari. Melalui muralnya, dia mulai mencoba kanvas besar, yang menjadi ciri khas dari lukisan tetesnya. Proses mural juga memungkinkannya untuk terlibat dengan abstraksi gestural dan fisik yang membedakannya dari teman-temannya.
Pengalaman Pollock dengan mural sangat dipengaruhi oleh karya-karya perupa mural Meksiko, yang mengangkat tema sosial dan politik. Dalam mural awal Pollock, meskipun tidak secara jelas politik, ada elemen ketegangan dan konflik, mencerminkan rasa ketidakpastian yang lebih luas di dunia pada tahun 1940-an. Mural-muralnya juga menunjukkan komitmen awal untuk menggabungkan tubuh manusia dan energi dengan lingkungan, yang menjadi tanda sifat mendalam dari karyanya di kemudian hari.
Lukisan Dinding dan Penjelajahan Ukuran serta Ruang oleh Pollock
Salah satu hal penting dari karya mural Pollock adalah keterlibatannya dengan skala. Mural tradisional dilukis di permukaan besar, dan Pollock, yang tertarik pada ruang dan volume, menyukai ukuran besar ini sehingga ia bisa menjauh dari goresan kuasnya yang satu per satu. Format mural membuatnya lebih bebas untuk mengeksplorasi gerakan, ruang, dan bentuk dibandingkan dengan lukisan-lukisan kecilnya.
Skala besar mural membuat Pollock merasa lebih terlibat dalam karya seni tersebut. Konsep ini kemudian ia terapkan pada teknik melukisnya yang kemudian, dengan melukis langsung di lantai, sehingga ia bisa merasa ‘terbungkus’ dalam karya saat bergerak di sekitar kanvas. Hubungan fisik dengan karya menciptakan rasa kesatuan antara seniman, media, dan ruang.
Warisan Mural Pollock dalam Seni Ekspresionisme Abstrak
Lukisan mural Pollock merupakan langkah penting sebelum karya-karya abstrak ekspresionisnya yang terkenal. Mural-mural itu masih ada unsur yang bisa dikenali, tapi sudah menunjukkan arah abstraksi yang akan segera dia ambil. Komisi mural juga membantunya menjalin hubungan penting dengan orang-orang terkemuka di dunia seni, seperti Peggy Guggenheim dan New York School.
Teknik dan ide yang dijelajahi Pollock dalam muralnya—seperti sapuan kuas yang ekspresif, ukuran besar, dan rasa mendesak—akan menjadi ciri khas dari lukisan tetesnya, yang menekankan pada kejutan dan intensitas emosi dari proses seni.
Kesimpulan: Muralisme sebagai Dasar Keahlian Pollock
Meskipun karya mural Jackson Pollock mungkin tidak sepopuler lukisan tetesnya, karya-karya itu sangat penting dalam perkembangan seninya. Mural-mural itu memberi Pollock kesempatan untuk mencoba komposisi besar, energi, dan kekuatan melukis, yang semuanya akan memengaruhi karya-karya besarnya di kemudian hari. Muralnya juga menunjukkan kemampuannya menggabungkan teknik tradisional dengan tren modern, menjadikannya bagian penting dari warisannya dalam sejarah ekspresionisme abstrak.