
Palembang, sebagai salah satu kota yang tertua di Indonesia, memiliki
kekayaan budaya dan tradisi yang masih ada hingga saat ini. Salah satu tradisi yang masih dipraktikkan oleh masyarakat Palembang adalah Tepung Mawar. Tradisi ini mengandung makna yang mendalam dalam kehidupan sosial masyarakat, terutama pada peristiwa-peristiwa sakral seperti pernikahan dan upacara adat lainnya. Tepung Mawar bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi lambang doa, keberkahan, dan harapan baik bagi seseorang yang berada di tahapan baru dalam hidupnya. Prosesi ini biasanya dilakukan dengan menggunakankan air bunga mawar yang disiramkan kepada individu yang diberkahi.
Makna dan Filosofi Tepung Mawar
Simbol Penyucian dan Keberkahan
Tepung Mawar melambangkan penyucian diri sebelum memasuki fase baru dalam kehidupan. Air yang digunakan dalam prosesi ini umumnya adalah campuran antara air dan bunga mawar, yang menggambarkan kesucian, keharuman, dan kesejukan. Dalam tradisi Palembang, penggunaan air bunga dipercaya dapat menghadirkan energi positif dan menghilangkan segala hal negatif dari seseorang. Oleh sebab itu, prosesi ini sering dilakukan sebelum pernikahan sebagai bentuk persiapan mental dan spiritual bagi calon pengantin.
Bentuk Doa dan Harapan
Selain sebagai simbol penyucian, Tepung Mawar juga menjadi wujud doa dan harapan dari keluarga serta orang-orang yang dekat dengan seseorang yang menjalani ritual ini. Dalam prosesi Tepung Mawar, sosok yang dituakan atau yang dihormati dalam keluarga biasanya akan menyiramkan air bunga mawar sambil melafalkan doa dan harapan baik. Hal ini mencerminkan kepercayaan bahwa setiap perjalanan hidup seseorang harus diawali dengan restu serta dukungan dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya.
Prosesi Tepung Mawar dalam Budaya Palembang
Waktu Pelaksanaan
Tepung Mawar biasanya dilaksanakan dalam beberapa momen penting, seperti:
Menjelang pernikahan – Prosesi ini bertujuan untuk menyucikan diri calon pengantin sebelum memulai kehidupan rumah tangga.
Upacara adat lainnya – Seperti ketika seseorang hendak berangkat menunaikan ibadah haji atau merayakan pencapaian tertentu dalam hidup.
Tahapan Prosesi
Persiapan Air Mawar
Air dicampurkan dengan kelopak bunga mawar serta beberapa jenis bunga harum lainnya seperti melati dan kenanga. Campuran ini ditempatkan dalam wadah khusus, umumnya mangkuk besar atau kendi.
Pelaksanaan Ritual
Orang yang akan diberikan berkah duduk dengan tenang, mengenakan pakaian adat atau pakaian sederhana. Keluarga atau tetua adat akan menyiramkan air mawar di kepala dan tubuhnya sambil melafalkan doa dan harapan baik.
Penutupan Prosesi
Setelah selesainya prosesi, biasanya terdapat prosesi kecil berupa pemberian wejangan atau petuah dari orang tua kepada orang yang menjalani Tepung Mawar. Acara ini ditutup dengan doa bersama untuk memohon berkah dan keselamatan.